Tantangan rantai pasok bagi pelaku industri kreatif

banner 468x60
Tantangan rantai pasok bagi pelaku industri kreatif
Industri kreatif
Study tour Kunjungan dari NTB di NBAS Kotagede Kriya Logam

JurnalPost.com – Pemerintah terus mendorong pelaku UMKM untuk menerapkan sistem rantai pasok yang berkelanjutan. Namun, masih banyak hal yang perlu diselesaikan dengan duduk bersama. Komitmen untuk mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di berbagai wilayah Indonesia untuk memanfaatkan teknologi digital dan memasuki rantai pasok masih perlu terus dievaluasi. Kemitraan inklusif melalui kolaborasi berbagai pihak mutlak diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pelaku UMKM. Hal ini akan memberikan banyak dampak positif dan tentunya diharapkan dapat memberikan efek riak pada rantai pasok yang lebih terpantau untuk membantu meningkatkan produk lokal dan menyerap tenaga kerja lokal yang bekerjasama dengan rantai pasok UMKM.

Meskipun terdapat berbagai upaya dan kebijakan yang memberikan manfaat bagi pelaku UMKM seperti alokasi belanja pemerintah pada barang dan jasa untuk pembelian produk dalam negeri, pendekatan KUR berbasis klaster yang lebih mudah, dan fasilitasi pemasaran. Dengan berbagai dukungan tersebut, para pelaku UMKM ke depan juga harus mampu bersaing menjadi pemasok utama industri di tingkat nasional. Jika UKM berhasil berkembang maka peluang untuk memperluas skala usahanya juga akan semakin besar. Dengan meningkatkan kesadaran akan penguatan rantai pasok, para pelaku UMKM juga dapat meringankan permasalahan usahanya, salah satunya terkait skema rantai pasok yang seringkali menjadi tantangan dalam mengembangkan usaha.

banner 336x280

Dialog Solusi Pemerintah dan Pelaku UMKM
Melalui pemantauan rantai pasok, UMKM di daerah tidak perlu lagi khawatir terhadap usahanya. Kepastian tersebut kami peroleh berkat pengelolaan rantai pasok yang baik, mulai dari perolehan bahan baku, produksi, pengemasan, hingga keterhubungan dengan pasar. Untuk memudahkan pelaku UMKM untuk melangkah dan berkembang. Melalui kerjasama yang efektif, pembagian kerja juga diterapkan dalam praktik bisnis. Misalnya saja di NBAS Kotagede Kriya Logam, UMKM penghasil kerajinan tembaga dan kuningan asal Yogyakarta. Berbagai perajin terampil bekerja sama di lokasi ini, yang sebelumnya hanya terdiri dari individu-individu yang menghadapi rantai pasokan yang tidak stabil. Berkat kerja sama, peran pekerjaan lebih terlihat dan bahan baku terlacak dengan jelas. Inilah yang disebut kerja sama yang efektif agar UMKM tidak hanya fokus pada keuntungan saja. Namun sebelum menuju ke sana, Anda perlu mengupayakan pengelolaan organisasi yang baik, salah satunya adalah memetakan supply dan demand yang terkait dengan bisnis tersebut.

Di era digital saat ini, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dituntut untuk meningkatkan kinerja rantai pasoknya. Manajemen rantai pasok yang baik dapat memaksimalkan kinerja UMKM untuk mencapai keunggulan kompetitif. Mulai dari merekrut tenaga terampil, mendapatkan bahan baku dengan harga stabil, hingga memahami kebutuhan konsumen. Namun salah satu kelemahan UMKM dalam pembangunan adalah sulitnya pelaku UMKM dalam mengidentifikasi rantai pasok yang mereka gunakan. Saya belum bisa melihat secara cermat bagaimana melakukan observasi, mengidentifikasi rantai pasokan dan menerapkan informasi dan pengetahuan. Hal ini menjadi tantangan terkait bagaimana penerapan rantai pasok di sektor usaha mikro.

Mendorong pengusaha mikro tanpa pendampingan langsung tentu saja bukan solusi. Pemerintah daerah harus mencari formula yang efektif untuk memberikan pemahaman kepada pelaku UMKM, misalnya tetap mendukung peran koperasi sebagai objek pemberdayaan, perlunya fasilitasi manajerial, badan usaha yang ruang produksinya terbatas bisa difasilitasi oleh rumah produksi bersama, seperti sebagai serta aspek administrasi bisnis yang diperlukan untuk akses pasar yang lebih luas. Upaya ini dikembangkan sebagai komitmen untuk terus melanjutkan pertumbuhan perekonomian daerah.

Fakta menarik lainnya, terkadang tidak semua pelaku UMKM juga menyambut baik upaya pemerintah daerah untuk mendukung keterlibatan mereka dalam rantai pasok, khususnya yang digital. Hal terpenting yang dapat menjadi pedoman adalah segala upaya untuk mengembangkan UKM harus didasarkan pada identifikasi kebutuhan badan usaha. Semuanya harus bersinergi, dari sisi UMKM tentunya harus terus mengembangkan usahanya, sedangkan dari sisi pemerintah daerah harus senantiasa mendampingi para pelaku UMKM agar bisa terus berkembang. Agar makna kerja sama yang efektif dapat benar-benar terwujud dengan baik, melalui upaya tersebut maka terciptanya pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di kawasan dapat tercapai.

Penulis: Luki Antora. Praktisi dan pelaku ekonomi kreatif. Mahasiswa Magister Manajemen UPN Veteran Yogyakarta

Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *