Dampak kegiatan pendidikan sekolah terhadap literasi dan numerasi siswa di SMA Marisa

banner 468x60
Dampak kegiatan pendidikan sekolah terhadap literasi dan numerasi siswa di SMA Marisa

Diorganisir oleh: Bima Benaso Waruwa

banner 336x280

JurnalPost.com – SMP Marisi merupakan salah satu SMP yang ada di kota Medan. SMP Marisi merupakan sekolah yang terakreditasi A. Sekolah ini mempunyai beberapa ruangan yaitu ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, 5 ruang kelas, lab komputer dan aula sekolah. Akses jalan cukup baik, namun terdapat banyak lubang dan cukup besar sehingga terkadang menimbulkan banjir jika hujan. SMA Medan Marisi tidak terlalu jauh dari jalan utama untuk mengakses kota.

Kampus pendidikan tersebut merupakan bagian dari kebijakan Kampus Merdeka Belajar (MBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kurikulum dengan bermitra bersama guru untuk menciptakan strategi pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan di sekolah dasar dan menengah. Melalui pelaksanaan program ini, mahasiswa didorong untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan abad 21 (berpikir analitis, pemecahan masalah, kepemimpinan, manajemen tim, kreativitas dan inovasi, komunikasi interpersonal).

Kampus pengajar SMA Marisi melakukan observasi untuk mengetahui bagaimana tingkat literasi dan numerasi siswanya. Yang dilakukan adalah dengan melakukan pre-test kepada siswa. Pretest merupakan instrumen pengukuran awal yang diberikan sebelum subjek penelitian menerima perlakuan atau intervensi. Uji pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi subjek penelitian sebelum diberikan perlakuan, serta untuk mengevaluasi efektivitas intervensi.

Pre-test yang dilaksanakan oleh program pendidikan sekolah terdiri dari 20 soal terkait literasi dan 20 soal terkait numerasi. Pada hasil penilaian poin sebelum tes literasi matematika, persentase siswa yang menjawab benar sebesar 42%, sedangkan pada hasil penilaian poin sebelum tes literasi matematika, persentase siswa yang menjawab benar sebesar 22%. Dari hasil penilaian tersebut terlihat bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa SMA Marisi masih tergolong rendah.

Kelompok pengajar di kampus mengusulkan berbagai program untuk meningkatkan literasi membaca dan matematika siswa. Program tersebut dirancang atas persetujuan pengawas lapangan (DPL), kepala sekolah, guru PNS dan guru sekolah lainnya. Usai pertemuan, ditemukan berbagai program yang disepakati untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa.

Rombongan kampus mengajar di SMA Marisi dan selanjutnya melaksanakan program yang telah disetujui sebelumnya. Sekelompok guru di kampus kemudian membuat ruang bagi siswa untuk membaca dan berhitung. Ruang baca dan membaca diharapkan dapat menjadi ruangan yang dapat bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan literasi dan membaca siswa. Ruangan ini berisi hasil karya siswa, dinding berhitung, dan pohon literasi. Ruangan ini juga digunakan oleh kelompok sekolah untuk memberikan informasi kepada siswa. Sosialisasi yang diwujudkan adalah sosialisasi 3 dosa pendidikan yaitu perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi. Hal ini diberikan untuk meningkatkan karakter siswa.

Ruang membaca dan berhitung ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan matematika siswa. Siswa yang masih kurang dalam kemampuan literasi dan numerasi diajak masuk ke dalam ruangan kemudian diberikan bantuan berupa materi untuk meningkatkan kemampuannya khususnya kemampuan literasi dan numerasi.

Sekelompok guru di SMA Marisi juga memeriksa atribut siswanya setiap pagi. Hal ini dilakukan agar siswa dapat menjalankan peraturan dengan baik setiap harinya. Pengecekan dilakukan mulai dari kelengkapan pakaian siswa dan kelengkapan buku yang dibawa. Siswa yang melanggar peraturan akan diberikan beberapa sanksi agar siswa lebih patuh di kemudian hari.

Sekelompok guru di kampus membuat poster, yang kemudian ditempel di dinding berbagai sekolah, di ruang kelas, dan juga di media. Hal ini dilakukan agar siswa semakin tertarik membaca setiap pagi dan yang terpenting meningkatkan literasi siswa.

Kelompok belajar kampus juga memberikan materi terkait adaptasi teknologi. Yang disediakan oleh kelompok sekolah adalah pengenalan Canva. Pengenalan aplikasi ini disediakan khusus untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam membuat ppt dan poster yang menarik. Setelah terus menerus mengenal Canva, siswa dapat membuat ppt yang menarik dan juga membuat poster yang menarik.

Setelah melaksanakan beberapa program selama 3 bulan, sekelompok guru kampus melakukan post-test untuk mengetahui sejauh mana kemampuan literasi dan numerasi mahasiswa. Post-test merupakan alat untuk mengukur hasil akhir subjek penelitian setelah mendapat intervensi atau perlakuan. Fungsi post-test adalah untuk memberikan informasi mengenai kondisi subjek yang diteliti setelah pelaksanaan intervensi dan juga untuk mengevaluasi efektivitas intervensi.

Post-test yang dilaksanakan program pendidikan sekolah terdiri dari 20 soal terkait literasi dan 20 soal terkait numerasi. Pada hasil penilaian poin sebelum tes literasi matematika persentase siswa yang menjawab benar sebesar 47%, sedangkan pada hasil penilaian poin sebelum tes literasi matematika persentase siswa yang menjawab benar sebesar 25%. Dari hasil penilaian tersebut terlihat bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa SMP Marisi mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya, meskipun kemampuan literasi dan numerasi siswa masih tergolong rendah.

Kemampuan membaca dan berhitung di sekolah mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya, namun masih tergolong rendah. Perbaikan keadaan ini memerlukan perhatian seluruh pihak sekolah guna mencapai literasi membaca dan matematika siswa yang lebih baik.

Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *