(Mentransformasi Rantai Pasokan Fast Fashion Indonesia)
Penulis: Nikmatul Avivah, Magister Manajemen UPN “Veteran” Yogyakarta
JurnalPost.com – Industri fast fashion telah menjadi fenomena global yang ditandai dengan siklus produksi yang cepat, pakaian murah dan tren yang terus berubah. Fast Fashion menyediakan fashion terkini dengan cepat dan harga terjangkau, membuat perusahaan yang termasuk dalam kategori ini masuk dalam segmen fashion massal, yang memproduksi pakaian high street dalam jumlah banyak atau ditujukan untuk masyarakat umum. Perkembangan industri Fast Fashion dalam skala internasional memberikan dampak terhadap keberlanjutan, salah satunya adalah kerusakan lingkungan yang signifikan. Industri fast fashion di Indonesia memainkan peran penting dalam pasar ritel, namun menghadapi tantangan kompleks terkait rantai pasokan, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial (Muazimah & Rani, 2021). Industri fast fashion juga bergantung pada bahan sintetis, limbah, dan konsumsi berlebihan. Selain itu, industri juga memberikan dampak yang signifikan terhadap kerusakan lingkungan, seperti pencemaran sumber daya air di pulau Jawa (Greenpeace International, 2012). Oleh karena itu, diperlukan transformasi rantai pasokan melalui strategi manajemen operasi dan inovasi yang merespons dinamika industri untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan mengurangi dampak lingkungan.
Rantai pasok fast fashion Indonesia meliputi beberapa tahapan seperti pengadaan, penyortiran, dan penjualan. Pengadaan meliputi proses pengiriman bahan baku dari pemasok ke produsen dan penyortiran adalah proses penyortiran dan pemisahan bahan mentah untuk menentukan kesesuaian fisiknya sebagai syarat untuk diolah menjadi produk. Indonesia melibatkan beberapa aspek seperti ketergantungan pada bahan sintetis, limbah yang dihasilkan dan konsumsi berlebihan. Ketergantungan terhadap bahan sintetis dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, selain itu limbah yang dihasilkan juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Beberapa strategi manajemen operasi dan inovasi dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas rantai pasokan fast fashion Indonesia. Salah satu strateginya adalah pengembangan teknologi informasi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam pengadaan dan pemilahan bahan baku. Misalnya, penggunaan sistem informasi yang efektif dapat membantu dalam mengelola stok bahan mentah dan memantau kualitas produk.
Mengembangkan model bisnis yang efektif dapat membantu meningkatkan efektivitas penjualan produk. Misalnya, mengembangkan model bisnis berbasis kontrak dapat membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kualitas produk. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya juga dapat meningkatkan efisiensi dalam pengadaan dan penyortiran bahan baku, misalnya dengan mengembangkan kemampuan manajemen inventaris pemasok. Pengembangan inovasi produk juga dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam pengadaan dan pemilahan bahan baku. Misalnya, mengembangkan produk berbahan alami dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan sintetis. Sementara itu, pengembangan inovasi proses dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam pengadaan dan penyortiran bahan baku. Misalnya, mengembangkan proses produksi yang lebih efisien dapat membantu mengurangi limbah dan menghemat biaya.
Kesimpulannya, transformasi rantai pasok di Indonesia perlu dilakukan dengan cepat untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, serta mengurangi dampak lingkungan. Strategi manajemen operasi dan inovasi seperti pengembangan teknologi informasi, pengembangan model bisnis, pengembangan kapasitas sumber daya, pengembangan inovasi produk, dan pengembangan inovasi proses dapat membantu mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, fast fashion di Indonesia dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, serta mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Quoted From Many Source
